Problema Kota Kembang (Bandung)
Dari garis besar pendapat orang mengenai
Indonesia pasti akan banyak menjawab bahwa negri ini adalah negri yang kaya
akan segala hal. Baik mengenai hasil bumi , tata letak Negara, banyak pulau,
keberagaman adat istiadat,dan lain sebagainya.
Namun kebesaran Negara ini juga dapat dilihat dari
segi kecil yang ada didalamnya. Sebut saja kota –kota yang terdapat pada setiap
provinsi. Kota-kota yang ada disetiap provinsi ini memiliki potensi yang
beraneka ragam baik dari hasil bumi, tempat wisata dengan pemandangan yang
asri, sebagai kota pengrajin,serta hal-hal lain yang dapat dikembanglkan suatu
daerah. Jawa Barat salah satu provinsi yang terkenal dan dengan kota yang
terkenal sejak dulu yaitu Bandung.
Kota Bandung merupakan salah satu metropolitan di
Indonesia, memiliki luas wilayah 167,31 km2 dengan jumlah penduduk tahun 2013
sebanyak 2.483.977 jiwa, sehingga kepadatan penduduknya mencapai 14.847 jiwa
per km2. Kota Bandung meliputi 30 kecamatan, peringkat kecamatan yang paling
padat penduduknya (melebihi 20.000 jiwa per km2) berturut-turut. Salah
satu kota terbesar di Indonesia, berada di Tanah Pasundan yang dikelilingi
gunung. Bandung begitu indah sehingga sempat digambarkan sebagai Paris-nya
Pulau Jawa.
Kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus
menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara
Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya menurut jumlah penduduk. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah
Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia
setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila (Grebangkertosusilo). Di kota yang
bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische
Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung
- ITB, menjadi ajang pertempuran di masa kemerdekaan, serta pernah menjadi
tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu pertemuan yang
menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal
Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.
Pada
tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota paling aman di
dunia berdasarkan survei majalah Time. Kota kembang merupakan sebutan lain
untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan
banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung
dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain
itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan
factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini
berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kotawisata kuliner. Dan pada
tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota
terkreatif se-Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota
tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
Kota
Bandung pun berkembang menjadi kota pilihan untuk berlibur bagi para wisatawan
baik domestic maupun luar. Dikenal dengan kota belanja dan kota yang memiliki
kuliner yang beragam, serta tempat untuk menginap, kawasan yang asrih
,indah dan sejuk juga menjadi pilihan untuk berlibur. Karena semakin banyaknya
jumlah wisatawan yang datang untuk berkunjung ke Bandung maka terjadi peningkatan
pembangunan di kota bandung. Dimana bertambahnya bangunan-bangunan
perbelanjaan, serta tempat penginapan mulai dari hotel berkelas sampai pada
harga yang terjangkau. Perubahan infrastruktur ini lambat laut mengubah ke
indahan Kota Bandung. Kota yang dulu dikenal dengan Kota Kembang berubah secara
perlahan menjadi kota yang padat . Tidak hanya itu dengan perkembangan ini
Bandungpun timbul berbagai permasalahan.
Penurunan kualitas lingkungan yang terjadi
dibandung.Dimana masih terjadi eksploitasi alam di kawasan selatan dan utara
Bandung. Meski bukan wilayah otoritas kota, jika dibiarkan, dampaknya terhadap
Kota Bandung akan sangat signifikan. Dimana menibulkan peningkatan pencemaran
sumber air permukaan, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) belum
optimal, terjadinya penurunan muka air tanah.
Tidak hanya itu buruknya kualitas jaringan jalan
dan utilitas membuat, kapasitas jalan sudah jenuh dan akibat buruknya
manajemen lalu lintas dan jaringan jalan. Solusi bukan membebaskan ongkos
transportasi kepada pelajar atau membangun sky train, dan lain-lain
bersifat populis serta rendah manfaat. Pertumbuhan kota sangat kacau dan
karut-marut (sprawl). Properti komersial dibiarkan tumbuh dan
mendominasi pemanfaatan ruang kota, serta penyediaan transportasi massal untuk
masyarakat yang belum optimal. Dimana jalur utama dan lingkungan tidak
dimanfaatkan untuk menciptakan arus lalu lintas yang efektif dan efisien
sehingga butuh intervensi dengan membuat sistem transportasi terstruktur; jalur
jelas, kepastian kedatangan dan keberangkatan, jumlah moda, serta beban
bangkitan.
Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah yang besar
bagi Pemerintahan Kota Bandung untuk mengembalikan kota Kembang tersebut. Upaya
–upaya yang dilakukan pun bergam diantaranya :
1. Upaya mengatasi peningkatan pencemaran sumber
air permukaan :
- Pemantauan kualitas air buangan dari IPAL pada kegiatan industri, hotel, rumah sakit, dan restoran;
- Pemantauan kualitas 16 sungai di Kota Bandung melalui Program Kali Bersih (PROKASIH);
- Pengendalian dan peningkatan kualitas pengolahan limbah industri melalui Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER);
- Kewajiban pembuatan IPAL bagi kegiatan usaha;
- Fasilitasi penyelesaian kasus pencemaran air oleh kegiatan usaha berdasarkan pengaduan masyarakat.
2. Upaya mengatasi penurunan kualitas udara :
- Penghijauan melalui penanaman pohon pelindung dan pohon produktif;
- Uji emisi gas buang kendaraan bermotor di titik-titik padat lalu lintas setiap tahunnya;
- Pengukuran kualitas udara ambien kota melalui stasiun monitoring/ Air Quality Monitoring System (AQMS);
- Pembinaan dan pengawasan terhadap sumber emisi tidak bergerak/cerobong asap;
- Pelaksanaan car free day;
- Penerapan kawasan emisi bersih;
- Menggalakkan pemakaian sepeda.
3. Upaya Mengatasi dampak Perubahan Iklim
- Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK);
- Implementasi eco office;
- Penyusunan Rencana Aksi Daerah tentang Pengendalian Dampak Perubahan Iklim;
- Penyusunan Peta Rawan Bencana Akibat Perubahan Iklim.
4. Upaya Mengatasi Penurunan Air Tanah
- Pengaturan pengelolaan air tanah melalui implementasi Perda Nomor : 03 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Tanah;
- Pembuatan sumur resapan, lubang biopori, dan sumur imbuhan;
- Pembatasan ijin pengambilan air bawah tanah baru untuk kegiatan komersial pada daerah kritis maupun rawan;
- Penertiban sumur bor yang tidak berijin;
- Pengurangan 10 % dari jumlah debit air yang diijinkan pada saat daftar ulang SIPA.
5. Upaya mengatasi kurangnya Ruang Terbuka Hijau :
- Intensifikasi dan ektensifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH)
6. Upaya mengatasi permasalahan sampah :
- Pengaturan untuk pengurangan penggunaan kantong plastik tidak ramah lingkungan melalui Perda Nomor : 17 Tahun 2012;
- Sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah secara 3 R dari mulai sumber timbulan sampah;
- Menggalakkan urban farming dengan memanfaatkan hasil olahan sampah berupa kompos;
- Pembentukan Bank Sampah skala Rukun Warga (RW);
- Optimalisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sarimukti;
- Alternatif penerapan teknologi dalam pengolahan sampah skala kota yang ramah lingkungan.
Dari
penjabaran solusi diatas dapat disimpulkan bahwa Bandung sadar akan imagenya
dimata seluruh masyarakat, maka kota ini pun tidak tinggal diam akan
kondisinya, Tindakan yang dilakukan oleh Penprov Bandung ini tidak akan dapt
berjalan jika tidak disertai kesadaran masyarakat yang tinggal di Bandung serta
para pengunjung yang berwisata di Bandung.
Read Users' Comments (0)