Pelatihan dan Pengembangan SDM di PT.Telkom

Pelatihan dan pengembangan SDM adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas SDM agar bisa menjadi sumber daya yang berkualitas, baik dari segi pengetahuan, keterampilan bekerja, tingkat professionalisme yang tinggi dalam bekerja agar bisa meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dengan baik. Perlu diketahui bahwa Pelatihan dan Pengembangan adalah dua kegiatan yang sama/identik namun berbeda Objeknya, dimana Pelatihan diperuntukan untuk manajemen tingkat bawah (pelaksana) dan Pengembangan diperuntukan untuk menejaman tingkat menengah dan atas.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (“TELKOM”, “Perseroan”, “Perusahaan” atau “Kami”) adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Sampai dengan 31 Desember 2009, jumlah pelanggan TELKOM telah tumbuh sebesar 21,2% atau menjadi 105,1 juta pelanggan. TELKOM melayani 8,4 juta pelanggan telepon tidak bergerak kabel, 15,1 juta pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel, dan 81,6 juta pelanggan telepon seluler.
Dalam upaya memenangkan kompetisi global, kami secara berkesinambungan mengembangkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (“SDM”) melalui program sertifikasi dan program global talent. Hal ini sebagai bentuk dalam menghadapi ASEAN Economic Community (“AEC”) pada tahun 2015 mendatang. Kami memahami keberadaan SDM memiliki peran dan posisi strategis dalam upaya pencapaian visi menjadi perusahaan berstandar global. Untuk itulah kami terus mengembangkan SDM yang ada sekaligus membangun hubungan ketenagakerjaan yang baik dengan para karyawan. Human Capital Master Plan untuk mengoptimalkan potensi human capital yang ada di Telkom Group. Penyusunan Human Capital Master Plan dilakukan secara terpadu dengan merujuk pada perencanaan korporasi jangka panjang maupun tahunan serta strategi bisnis masing-masing perusahaan yang tergabung di Telkom Group. Penyusunan Human Capital Master Plan juga didasarkan pada analisis penawaran dan permintaan yang akurat serta terukur, yaitu dengan menggunakan referensi data acuan, terutama acuan rasio produktivitas pada beberapa Perusahaan sejenis.
Informasi yang ada dalam Human Capital Master Plan Telkom Group terdiri dari:
1.        Proyeksi mengenai jumlah human capital yang dihitung berdasarkan portofolio bisnis selama periode lima tahun ke depan.
2.       Proyeksi tentang komposisi human capital secara rinci dengan mengacu pada komposisi job stream, pendidikan, usia dan jabatan.
3.       Rencana ketenagakerjaan yang berisi rencana SDM tahunan di masing-masing Perusahaan yang termasuk jajaran Telkom Group.
Penyusunan Human Capital Master Plan Telkom Group yang terpadu membantu Perusahaan dalam:
1.       memproyeksikan kebutuhan human capital secara tepat, baik dari sisi jumlah dan kompetensinya;
2.       menyusun rencana pengalokasian karyawan dan rencana pengembangan karir; dan
3.       mengukur produktivitas human capital.
Pemenuhan kebutuhan SDM serta infrastruktur terkait dilakukan dengan berdasar pada prinsip sinergi dan optimalisasi sumber daya internal yang ada di jajaran Telkom Group.

Pengembangan kompetensi karyawan dititikberatkan pada hal-hal berikut ini:
1.       Pengembangan Character yang didasarkan pada budaya perusahaan The Telkom Way yang berlandaskan pada filosofi To be The Best (Ihsan), Principle to be The Star (Solid, Speed, Smart) dan Practices to be the Winner (Imagine, Focus, Action).
2.       Pengembangan Competence yang berstandar global.
3.       Pengembangan Chiefship (Leadership) yang didasarkan pada Telkom Leadership Architecture yang berlandaskan prinsip Lead by Heart dan Manage by Head.
Menyusul transformasi bisnis perusahaan yang terfokus pada bisnis TIME, penguatan kompetensi SDM dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan yang bersifat perubahan kompetensi dan pengembangan kompetensi baik yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap strategi bisnis dan operasional. Pelatihan untuk pengembangan kompetensi bertujuan untuk menyiapkan kompetensi karyawan agar mampu menyikapi pada perubahan telekomunikasi berbasis TDM menjadi telekomunikasi berbasis IP dan kompetensi IME (Informasi, Media dan Edutainment). Sementara itu, kompetensi pengembangan bertujuan untuk menyiapkan karyawan dengan kompetensi tertentu yang dapat mendukung untuk menghadapi transformasi portofolio bisnis perusahaan baik yang berdampak langsung maupun tidak langsung kepada strategi bisnis Perusahaan.
Selama 2011, fokus program pelatihan dan pendidikan bagi karyawan yang diselenggarakan Telkom adalah di bidang teknologi, pemasaran & manajemen, telekomunikasi, informasi bisnis dan pengembangan bisnis new wave untuk mendukung terwujudnya visi Telkom menjadi pemimpin pasar dalam penyelenggaraan TIME. Pelatihan ini diselenggarakan bersama lembaga pendidikan terkemuka.
Berikut ini strategi pengembangan kompetensi Telkom, yaitu:
1.       Lateral Strategy, yaitu berupa pelatihan yang diarahkan ke many to many marketing dan community marketing;
2.       Empower Strategy, yaitu berupa pelatihan yang mengarah ke saluran pengiriman, pemberdayaan manusia, dan peningkatan penjualan;
3.       Accelerate Strategy, yaitu berupa pelatihan untuk mendukung penetrasi dan akuisisi, serta peningkatan proses bisnis; dan
4.       DNA Strategy, yaitu berupa pelatihan untuk menggali informasi mengenai produk-produk yang ditawarkan Telkom Group, meliputi device, network dan aplikasi atau konten.
Untuk meningkatkan kerjasama unit bisnis Telkom Group dan untuk efisiensi biaya, dilakukan sinergi Telkom Group yang meliputi kerjasama program, kerjasama partisipan, maupun kerjasama di bidang fasilitas. Kemudian guna menciptakan pemimpin masa depan, disediakan program pengembangan kepemimpinan antara lain:
1.       Kepemimpinan Tingkat Dasar (Supervisory Leadership Fundamental, Supervisory Leadership Functional).
2.       Kepemimpinan Tingkat Menengah (Suspim 135 B, Public Leadership untuk Manajemen Madya); dan
3.       Kepemimpinan Tingkat Senior (Suspim 135 A, Functional Leadership, Commander Training, Public Leadership untuk Manajemen Senior).
Penetapan keiktsertaan karyawan dalam keseluruhan prohram pengembangan kompetensi tersebut ditentukan oleh kebutuhan perusahaan dan karyawan dengan memperhatikan kesetaraan gender dan persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan. Adapun upaya lain dalam mengembangkan kompetensi karyawannya, adalah fasilitas Konwledge Management (Dohun (1998) menyebut KM sebagai sebuah disiplin pengetahuan. KM bertujuan untuk memperkenalkan pendekatan yang terintegrasi guna mengenali, memotret, mengevaluasi, menemukembali dan membagi perbagai asset pengetahuan umumnya berupa database, dokumen, kebijakan, prosedur, pelbagai pengetahuan yang sebelumnya tidak teridentifikasi bahkan pengalaman actor dalam organisasi(5)) yang memfasilitasi tukar ide, konsep dan informasi antar seluruh karyawan.
        Perlu diketahui juga bahwa, untuk melaksanakan ini semua selama tahun 2013, PT. Telkom mengalokasikan dana sebesar Rp. 265,3 miliar atau rata-rata sebesar Rp. 10,6 juta perkaryawan yang mengikuti program-program tsb.   PT.Telkom serius dalam hal pelatihan dan pengembangan ini, dalam mencapai Visi dan Misinya, PT. Telkom meracik strategi yang mendetail dan menganggarkan hingga ratusan milliar yang tentunya optimis dengan apa yang akan diperolehnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://pedro-industri27.blogspot.co.id

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Karakteristik Penyeleksian Anggota Paduan Suara Kampus



Pada jenjang perkuliahan ukm merupakan sasaran atau sarana yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mngembangkan diri baik dalam hobbi yang digemari serta pengetahuan akan organisasi yang ia miliki. Banyak unit kegiatan yang menjadi pilihan bagi mahasiswa/I salah satunya adalah paduan suara. Paduan suara sendiri merupakan unit kegitan mahasiswa yang berkembang pada dunia olah suara.
            Pada masa pengrekrutan anggota baru tentu kegiatan mahasiswa ini memiliki  standart yang mereka miliki untuk suatu anggota, yang ,menghasilkan suatu proses atau rangkaian yang cukup panjang. Hal ini terjadi dikarenakan banyak hal yang sudah menjadi prtimbangan, banyak hal yang perlu dipertahankan, serta menjadi titik acuan. Proses pengrekrutan itu sendiri memiliki  syarat umum, diantaranya mahasiswa yang mendaftar tentu adalah mahasiswa aktif di kampus tersebut, calon anggota minimal memiliki pengalaman di dalam oalah suara, serta beberapa persyaratan formulir yang harus dilengkapi. Setelah proses pengisian data barulah dimulai tahapan- tahapan seleksi pada calon anggota baru:
1.    Tes Menyanyi
Pada tahap ini para calon akan diminta untuk menyanyikan lagu  bebas 1 dan lagu nasional. Banyak suara yang baik akantetapi penilaian saat mulai bernyanyi, ketepatan nada pada setiap lagu serta vibra yang terkontrol yang menjadi dasar awal pada penyeleksian. Jika berhasil akan menghadapi tahap berikutnya.
2.    Tes Kepribadian
Disini para peserta yang lolos dari tahap 1 akan di ajak untuk lebih rileks sebelum tahap sealanjutnya. Pada tahap ini para penyeleksi menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian, motivasi, karakter dan sebagainya  agar dapat mengenal karakter yang dimiliki oleh para calon.Dan jika memenuhi standart maka para calon akan masuk k tahap yang ke 3
3.    Tes Nada
Bukan hanya tes nada, pada tahap ini peserta di ajak masuk  kedalam ruangan untuk bertemu  dengan pelatihnya langsung. Peserta di uji tentang pemahaman dasar  tentang not angka dan cara membunyikannya. Setelah not angka selesai dilanjutkan dengan pemahaman akan not balok serta penyebutannya. Juga pada tahap ini pesertadiminta untuk menyanyikan potongan lagu yang mereka ketahui.
4.    Jika tahap ke 3 sudah lolos, maka pada terakhir ini, para psessrta diuji kemampuannya dalam mamainkan alat musik, atau pemahaman dasar dalam bermain music.
Setelah selessai semua rangkaian yang ada para peserta tidak dengan langsung dinyatakan lulus, akan tetapi melewati tahapan penyeleksian peserta lagi, dikaji dan direview ulang hasil setiap tahapan tes yang peserta lalui. Jika para penyeleksi merasa sesuai dengan standart yang dimiliki barulah disampaikan hasil dari pemilihan. Dengan diumumkan oleh panitia penyelenggara.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kriteria Penyeleksian Paduan Suara Kampus



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Proses Rekruitmen pada Organisasi KUKSA



Oleh Mamrtina Elizabeth

Abstrak
Pada dasarnya setiap mahasiswa/I kampus difasislitasi  oleh sebuah organisassi yang menjadi sarana dan prasarana untuk mengembangkan diri selain pengetahuan akademik yang disediakan kampus. Organisasi merupakan wdah yang sudah ada sejak lama, menjadi hal yang membudidaya pada setiap insan dan lingkup kehidupan. Pada organisasi tentu terdapat suatu susnan struktur dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Struktur ini sendiri akan mengalami pergantian jabatan atau yang disebut dengan regenerasi. Pada proses regenerasi ini tentu terdapat tahapan yang biasa di sebut Rekuitmen ,dimana proses ini sendiri adalah tahapan dimana untuk menentukan penerus suatu organisasi.
Key word : rekuitmen, organisasi, regenerasi

Pembahasan
Suatu bagan organisasi pada dasarnya memiliki susunan yang sama terdiri dari Ketua dan Wakil yang kemudian dibawahnya memiliki Badan kepengurusan initi dan yang menjadi bawahnnya adalah Anggota kepengurusan. Pada bagan ini tentu akan terjadi proses pergantian jabatan, atau yang biasa disebut dengan regenerasi. Regenerasi ini terjadi tergantung aturan yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Pada tahap regenerasi ini tentu diperlukan orang-orang yang tepat dan mampu bertanggung jawab karena setiap orang yang termasuk dalam bagan adalah bentuk dari suatu komitmen. Proses untuk mencari ini di sebut dengan rekuitmen, dimana proses ini memberikan kesempatan bagi orang-orang yang mau belajar dan memiliki kompetensi dalam bidang organisasi.
Menurut Henry Simamora (1997:212) dalam buku koleksi  digital Universitas Kristen Petra menyatakan bahwa Rekuitmen adalah serangkaian aktivitas dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan pegawai.
Kuksa (Keluarga Umat Khatolik Sivitas Akademis) memiliki tatanannya sendiri, pada badan organisasi yang bergerak dibidang agama ini, memiliki syarat umum yang harus dipenuhi oleh setiap tingkatan jabatan, diantaranya agama Khatolik, mahasiswa aktif di kampus tersebut, serta Anggota mahasiswa aktif pada kampus tersebut.
Pada Proses pengrekrutan sendiri terdapat dua(2) jenis:
1.   Open Recuitment (Untuk Umum)
Dimana pada tahap ini, setiap mahasiswa/I dapat mendaftrakan diri untuk ikut serta dalam membangun keagamaan yang ada di kampus. Proses pendaftran yang tentu saja berbeda ,yaitu :
-         Menungguu informasi melalui Jarkom( jaringan komunikasi organisasi)
-         Melakukan pengisian Googledocs
-         Panggilan tahap selanjutnya
-         Wawancara tertutup
2.   Close Recuitment (Dipilih Langsung)
Untuk jenis ini, mahasiswa/I biasanya sudah memiliki kopetensi sesuai dengan yang diperlukan untuk organisasi ini sendiri. Dan biasanya mahasiswa/I ini sudah ditunjuk atau diminta langsung untuk mengikuti proses pencarian regenerasi kepengurusan tersebut. Pada close recruitment ini calon pengurus tidak perlu melalui tahap pengisian data, akan tetapi mereka langsung diwawancara utuk kesiapannya menjadi pengurus.

Pengurus inti yang ada didalamnya tentu berdasarkan hasil keputusan ketua dan wakil  serta penggurus inti yang ada di bagan. Tidak serta merta pengurus inti ini bisa menjadi pengurus. Mereka justu orang-orng yang dipilih langsung oleh ketua dan wakil, orang orang yang sudah memiliki pengalaman pada dunia organisasi ataupunkepanitiaan, orang-orang yang memiliki bidang yang sesuai  dan memiliki tanggung jawab yang besar akan jabatan yang ia pegang nanti. Barulah para anggota pengurus dapat mulai dipilih.
Persayratan yang dimiliki jujga bukan hanya persayratan umum saja, akan tetapi persyaratan berdasarkan targer atau jumlah kepengurusan yang dipilih dan tentunya dengan persoyaratan yang ada pada setiap devisi.
Devisi-devisi yang ada tentu membutuhkkan persayartan yang sesuai dengan jobdesknya masing masing. Contohnya saja ada devisi Humas dan Media. Dimana pada devisi ini diminta untu aktif dalam berkomunikasi baik secara verbal dan non verbal, dapat membujat poster dan memiliki kemampuan dalam membuat video, serta devisi lain yang dengan kebutuhannya masing-masing.

Kesimpulan

Dari proses rekuitmen yang bertujuan pada penerus ataupun regenerasi bagan organisasi serta memiliki tahapan yang cukup panjang adalah bertuojuan agar susunan pengurus ini tidak hanya terdiri dari ketua dan wakil saja, tentunya Kuksa juga mengajarkan untuk belajar akan dunia organisasi dan menambah pengalaman yang dimiliki oleh sitiappengurusnya nanti.

Daftar Pustaka
http://www.insanperforma.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=143%3Arekrutmen-karyawan-definisi-tujuan-proses-dan-

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Preses Rekuitmen pada Organisasi KUKSA


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Manajemen SDM dalam Pendidikan di Indonesia

Oleh: Martina Elizabeth
Abstrac
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat  startegis dalam  menentukan arah maju mundurnya kualitas pengetahuan masyarakat (bangsa) atau yang biasa disebut SDM. Kualitas dan kemampuan yang dimiliki SDM Indonesia sendiri masih relatif rendah dibandingkan dengan Negara lain. Namun agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan pendidikan yang bagus oleh suatu lembaga pendidikan akan menghasilkan kualitas lulusan yang bagus pula. Sedangkan lembaga pendidikan  yang melaksanakan pendidikan hanya dengan sekedarnya maka lulusannya kurang sempurna kualitasnya. Pendidikan yang dimuali sejak dini tentu saja berassal dari para pengajar yang telah mengerti menjadi SDM yang lebih baik, berwawasan, dan kerja keras
Key word: Kualitas, Pendidikan , Sekolah
Permasalahan
Dimasa perkembangan teknologi yang cukup pesat tentu menyebabkan peningkatan taraf hidup manusia. Dimana setiapmanusia  tidak hanya dilihat secara fisik melainkan secara pengetahuan yang dimiliki, yang pada akhirnya menjadi budaya bahkan tuntutan suatu bangsa untuk meningkatkan taraf sumber daya manusia  yang ada. Lahan pertama yang menjadi tempat mengembangkan kualitas yang dimiliki setiap insan di masyarakat sendiri adalah pendidikan. Pengarahan tentang hal-hal moril dan wawasan yang pada nantinya  akan menjadi fondasi pada suatu bangsa. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/organisasi sekolah dengan organisasi lainnya, ini sejalan dengan pernyataan Sergiovanni, et.al(1987:134) yang menyatakan bahwa:

”Perhaps the most critical difference between the school and most other organization is the human intensity that characterize its work. School are human organization in the sense that their products are human and their processes require the sosializing of humans”
yang menunjukan bahwa masalah sumberdaya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam proses pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumberdaya manusia merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di sekolah.

Manajemen Sumber Daya Manusia sendiri merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.
Penyelesaian Masalah
            Berdasarkan permasalahn diatas dapat diartikan bahwa sekolah adalah lahan pendidikan yang menjadi titik awal perkembangan SDM yang berarti kualitas pada suatu sekolah sangatlah penting. Kualitas ini tidak hanya di tunjang dari fasilitas yang disediakan akan tetati dari para tenaga sumber daya yang ada didalam sekolah. Peningkatan sumber daya ini dapat berupa:
1.      Pelatihan

Pelatihan merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia. Pelatihan merupakan suatu proses dalam rangka menyiapkan personil sekolah (guru) untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang bersifat jangka pendek. Pelatihan perlu diberikan kepada guru karena guru belum menguasai suatu materi kurikulum sekolah yang baru untuk diajarkan nanti. Oleh karena itu guru perlu diberi pelatihan sehingga dapat menguasai materi pelajaran yang diharapkan. Beberapa hal yang yang menjadi dasar perlunya pelatihan diberikan kepada guru antara lain: pelatihan dilakukan karena adanya guru yang baru lulus dari jenjang pendidikan tertentu dan belum mempunyai pengalaman. Oleh karena itu perlu dilakukan pengenalan/orientasi lingkungan kerja dan pelatihan untuk melakukan tugas-tugas khusus pada bidang mengajar yang segera akan dilaksanakan dan pelatihan diberikan karena guru dimutasikan atau dipromosikan atau adanya perubahan pekerjaan, sehingga diperlukan keterampilan dan pengetahuan baru.

2.      Pengelolaan Kinerja Guru

Sekolah bertanggung jawab dan terlibat dalam proses rekrutmen (dalam arti penentuan jenis guru yang diperlukan) dan pembinaan struktural staf sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf lainnya). Sementara itu pembinaan profesional dalam rangka pembangunan kapasitas/kemampuan kepala sekolah dan pembinaan keterampilan guru dalam pengimplementasian kurikulum termasuk staf kependidikan lainnya dilakukan secara terus menerus atas inisiatif sekolah. Untuk itu birokrasi di luar sekolah berperan untuk menyediakan wadah dan instrumen pendukung. Dalam konteks ini pengembangan profesioanl harus menunjang peningkatan mutu dan pengharhaan terhadap prestasi perlu dikembangkan. Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengkontrol sumber daya manusia, fleksibilitas dalam merespon kebutuhan masyarakat, misalnya pengangkatan tenaga honorer untuk keterampilan yang khas, atau muatan lokal. Demikian pula mengirim guru untuk berlatih di institusi yang dianggap tepat.

3.      Pengelolaan Karier

Pengelolaan /  pengembangan karier perlu diakui oleh kepala sekolah sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan kemampuan guru. Pengembangan karier diperoleh melalui perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi, yang lebih banyak menuntut tanggung jawab dan kemampuan tertentu (promosi), yaitu dari seorang guru untuk menjadi seorang kepala sekolah. Pengembangan karier juga diberikan kepada guru untuk berusaha meningkatkan atau menaikan pangkat dan golongannya, baik melalui upaya sendiri maupun bantuan dari kepala sekolah. Pada saat ini dirasakan bahwa pengembangan karier dalam bidang jabatan tentu sulit, mengingat untuk menjadi kepala sekolah memerlukan persaingan yang cukup ketat. Oleh karena itu kepala sekolah perlu memfokuskan pengembangan karier guru kearah kenaikan pangkat dan golongan.

4.      Peningkatan Kesejahteraan
Selain pelatihan dan pengelolaan kinerja guru, upaya kepala sekolah yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan sumber daya manusia adalah dengan memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada guru. Pemberian kesejahteraan tersebut adalah melalui kompensasi. Kompensasi ini merupakan segala sesuatu yang diterima oleh guru sebagai balas jasa untuk pekerjannya. Dengan pemberian kompensasi yang dimemuaskan diharapkan prestasi kerja dan motivasi kerja guru juga akan meningkatkan, sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan kemampuan seorang guru. Sistem kompensasi yang diberlakukan pada sekolah dasar bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja serta memotivasinya agar bekerja dengan lebih baik lagi. Fungsi lain dari pemberian kompensasi ini adalah memelihara atau mempertahankan guru yang ada sekarang supaya tidak pindah ke sekolah lain serta masih banyak fungsi lainnya, tetapi dalam hal ini difokuskan pada peningkatkan prestasi kerja. Jenis kompoensasi yang diberikan adalah berupa uang tambahan, insentif, asuransi, pemberian cuti serta fasilitas lainnya sebagai bentuk kompensasi dari sekolah.
Kesimpulan
Sekolah sebagai sebuah organisasi melibatkan begitu banyak individu yang memiliki kecenderungan yang berbeda satu sama lain. Baik dari latar belakang social, pendidikan bahkan sebagai individu yang memiliki kepribadian yang juga berbeda satu sama lain. Masing – masing individu itu saling bekerja sama satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang sama dari organisasi yang menaunginya. Sekolah sebagai sebuah organisasi melibatkan begitu banyak individu yang memiliki kecenderungan yang berbeda satu sama lain. Baik dari latar belakang social, pendidikan bahkan sebagai individu yang memiliki kepribadian yang juga berbeda satu sama lain. Masing – masing individu itu saling bekerja sama satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang sama dari organisasi yang menaunginya.

Daftar Pustaka

https://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/manajemen-sdm-pendidikan/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Manajemen SDM dalam Pndidikan di Indonesia


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS